17 Maart 2013


Bersahabat dengan Akuntansi

OPINI | 16 March 2013 | 18:08Dibaca: 400   Komentar: 0   Nihil

Koevolusi, adalah kemampuan makhluk hidup untuk merubah konteks. Yang semula musuh bisa menjadi teman, dimana perubahan itu menciptakan kehidupan baru. Perubahan yang terjadi bisa menyangkut semua level, fisik, maupun mental. Pun dapat meliputi hubungan antar makhluk, maupun makhluk  dengan sebuah benda ataupun sebuah cabang keilmuan.
Maka, di edisi tulisan ini, saya ingin membahas perlunya koevolusi antara pengusaha dengan cabang ilmu bernama akuntansi.
Seseorang boleh saja tak menyukai akuntansi, atau tak peduli atau bahkan membencinya  setengah mati saat ia masih duduk di bangku sekolah, baik SMA atau perguruan tinggi.
Hidup kadang mengalir bak sebuah mata air. Cita-cita masa kecil dan remaja seringkali tersisa sekadar sebuah energi bagi seorang anak manusia untuk terus hidup dan berkarya. Sebuah tekad yang membangkitkan semangat juang dan berusaha. Sebuah alasan yang tercipta dalam membuat sebuah peta hidup di masa depan. Itulah sesungguhnya makna terbesar dari sebuah cita-cita, bukan dilihat dari garis finish atau sebuah pencapaian semata. Meski tak jarang, seorang yang bercita-cita menjadi dokter, peragawati, insinyur, pilot, akhirnya tercebur atau menceburkan diri ke rimba belantara berupa : dunia usaha.
Sebuah rimba belantara yang memaksa ia untuk melengkapi diri dengan berbagai persenjataan agar dapat bertahan hidup dan lalu bertumbuh.
Salah satu senjata yang harus mulai dikenal dan kemudian diakrabi adalah cabang ilmu bernama akuntansi.
Bisa saja ia membayar orang lain untuk mengerjakan sebuah laporan keuangan, tapi bukankah ia juga tetap harus dapat membaca laporan itu dengan baik? Dapat mengetahui bahwa laporan yang disajikan adalah benar ?
Banyak pengusaha pemula mengacuhkan penyusunan laporan keuangan karena lebih memprioritaskan penjualan dan segala upaya dalam menggelindingkan usaha.  Hal itu memang dialami hampir semua teman yang memilih dunia usaha sebagai ladang dalam berkarya.
Namun, satu hal yang harus disadari, pelan tapi pasti laporan keuangan itu harus disusun dengan baik dan tertib seiring dengan semakin berjalannya usaha.
Laporan keuangan sederhana dapat dilakukan dengan cara mencatat semua transaksi pengeluaran,pendapatan, hutang dagang, piutang , investasi, persediaan ( jika ada).
Selanjutnya tentu Anda harus mulai bersahabat dengan rumus akuntansi yang tersebar di banyak buku maupun di internet. Tingkat kompleksitas laporan tentu akan sesuai dengan jenis usaha maupun skalanya.
Perusahaan kecil masih amat sederhana dalam pembuatan neraca maupun laporan rugi laba. Semakin besar, semakin banyak komponen yang harus dihitung, semacam penyusutan kendaraan, penyusutan gedung, premi asuransi, cadangan kerugian, hutang pajak, dsb.
Laporan keuangan yang baik dan akuntable, mempunyai banyak keuntungan antara lain sbb:
  1. Lebih mudah mengajukan kredit ke bank

  2. Lebih mudah mendapatkan investor

  3. Mengetahui pertumbuhan usaha setiap tahunnya

  4. Manajemen dapat melakukan keputusan dan kebijakan yang tepat sesuai dengan kondisi keuangan yang ada, termasuk keputusan melakukan investasi.
Memang, ada kalanya seseorang yang memulai usaha merasa telah kehabisan kalori untuk mengerjakan hal lain dibanding masalah administrasi yang sering dianggap sepele.
Cara terbaik adalah, rekruitlah karyawan yang memiliki kapabilitas membuat laporan keuangan perusahaan Anda. Mulailah dengan membuka rekening koran agar transaksi dapat lebih mudah ditelusuri.
Perlahan tapi pasti, bangunlah sebuah devisi finance dan akunting yang diisi oleh orang-orang yang professional di bidangnya. Namun, akan lebih baik jika Anda pun mampu membaca laporan tersebut dan memahami alurnya, agar dapat melakukan analisa demi analisa.
Bersahabat dengan akuntansi, membuat langkah Anda menjadi dan arah bisnis menjadi lebih pasti.
SUMBER:
http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2013/03/16/bersahabat-dengan-akuntansi-542794.html

Geen opmerkings nie:

Popular Posts